Kisah owner Po. Haryanto
Halo
gan, berjumpa lagi dengan saya, kali ini saya akan berbagi informasi tentang
Pak H.Haryanto, owner Po.Haryanto.Ini dia gan foto H.Haryanto:
Sebelumnya
agan tau gak apa itu Po.Haryanto. Po.Haryanto
adalah Perusahaan Otobus yang beroperasi dengan trayek Merak-Tangerang-Jakarta-Semarang-Kudus-Pati-Tayu-Jepara
atau Tangerang-Boyolali-Klaten-Kartosuro-Sragen-Madiun-Surabaya-Madura, dll. Po.Haryanto berpusat di Kota Tangerang, tetapi
pool/garasi bus berpusat di Desa Ngembal, Kudus. Ini dia gan beberapa
penampakan bus Po.Haryanto:
(Ini ex bus Symphonie yang dibeli Haryanto) |
Btw
ane Bismania gan, pecinta bus gitu, ane juga Haryanto Mania gan. Ok, Back to
the topic, di sini ane pengen memperkenalkan owner bus tersebut, yaitu
H.Haryanto, ane ngefans banget gan sama beliau, ane ngefans dari kisah
perjuangan beliau dari keluarga kurang mampu saat kecil menjadi pengusaha bus
gitu gan. Saat kecil, beliau dididik untuk bekerja keras gan, dari penggembala
sapi, berjualan es, dan jadi tukang ngarit untuk menambah kelangsungan hidup
keluarganya. Oh ya, H.Haryanto adalah anak keenam dari sebelas bersaudara.
Meski ulet, ternyata beliau juga bandel loh gan, beliau tidak menyelesaikan
sekolahnya di STM (Sekolah Teknik Menengah) gara-gara gak cocok gitu gan,
beliau lalu kabur dari rumah dan merantau ke Tangerang. “Saya akan mengubah
nasib” begitu tekadnya beliau kala itu, berbekal tekad dan semangat yang kuat,
beliau hijrah ke Tangerang dan mendaftar sebagai anggota TNI gan.
Sejak
kecil beliau bercita-cita memakai seragam loreng dan memanggul senjata.
Cita-citanya itu akhirnya kesampaian pada tahun 1979, beliau bekerja di
Angkatan Udara Kostrad di Tangerang gan. “Saya dididik jadi jadi pengemudi,
tugas saya mengangkut alat-alat berat, meriam, beras untuk konsumsi dan
perminyakan” kenang H.Haryanto. Oh ya, penghasilan beliau waktu itu hanya Rp
18.000/bulan gan.
Beliau
juga kerja sambilan menjadi supir angkot gan, karena sudah bekerja dan
mengantongi gaji, beliau memberanikan diri untuk menikah pada tahun 1982.
Tetapi, gaji belasan ribu per bulan itu tak mencukupi kehidupannya. Bahkan
rumah sewa yang berukuran 3x4 meter itu tak mampu ia bayar. “untuk bayar rumah
sewa saja saya ngutang” kenangnya. Kepepet dengan keuangan yang kurang itu
justru mempertebal semangat H.Haryanto untuk mencari kerja sampingan. Pada
tahun 1984, dengan modal uang tabungan kurang dari Rp 1 juta, Haryanto membeli
sebuah angkot Daihatsu. Beliau pun lalu menjadi supir bagi angkotnya. Waktu itu
rute yang ia tempuh adalah Anyar-Serpong (Dulu masih Kebun Karet). Di sela-sela
waktu bekerja sebagai supir kendaraan militer di kesatuannya, Haryanto pun
meluangkan waktunya untuk menyopiri angkotnya. Beliau menyopir angkotnya pada
pukul 15.00-16.00, kemudian bekerja di Kostrad hingga pukul 19.00. Selepas
pukul 22.00 ia mengemudikan angkotnya hingga dini hari. Suka tak suka
H.Haryanto harus mengurangi waktu tidurnya demi menafkahi istrinya dan ketiga
anaknya. Berkat rajin menyopiri angkotnya, tahun-tahun berikutnya H.Haryanto
menambah armada angkotnya dari uang yang ia sisihkan.
Beliau
juga bekerja sambilan di perwakilan bus PO Sumber Urip (pantesan dia jago di
perusahaan bisnya) dari 1990-2000. Angkotnya terus bertambah hingga 100 unit.
“Alhamdulillah sekarang saya memiliki jalur angkot hampir seluruh wilayah
Tangerang”, ungkapnya penuh syukur. Saat ini ada 150 angkot yang ia miliki.
Pada tahun 1990 beliau membuka satu gerai showroom mobil di Tangerang yang
khusus untuk mejual angkot dari beragam karoseri. Gerai ini tah membutuhkan
modal banyak, hanya modal lahan dan kepercayaan. “Modalnya hanya kepercayaan”
ungkap H.Haryanto. Karena mengurusi putaran roda bisnisnya akhirnya H.Haryanto
keluar dari kesatuannya ketika usianya 43 tahun dengan pangkat terakhir Kopral
Kepala.
Sejak
pensiun itulah H.Haryanto membuka Po.Haryanto.
Waktu itu H.Haryanto mendapatkan kucuran dana dari Bank BRI sekitar Rp 3 miliar
dan uang itu ia gunakan untuk membeli bus dari lelang yang harganya Rp 800 juta
per unit. Bus itu hanya melayani rute Cikarang-Cimone dengan kelas ekonomi non
ac.
Sayangnya
, bus jurusan tersebut sepi penumpang dan dialihkan ke rute
Jakarta-Kudus-Jepara-Pati dengan kelas AC Eksekutif. Demi menjaga kualitas,
H.Haryanto sering mendidik sopirnya agar tidak ugal-ugalan dan diprotes
penumpang. Oh ya, H.Haryanto juga mewajibkan supirnya agar sholat 5 waktu lho, nih
gan penampakannya:
Walaupun
sudah menjadi juragan bis, H.Haryanto sering ke terminal untuk mengecek kondisi
bus dan bahkan sering menyamar menjadi supir untuk mendengarkan keluhan
penumpangnya gan. Karyawannya pun sekarang sudah lebih dari 500 orang dan sudah
mempunyai armada bus sekitar 100 unit. “Saya gak nyangka sekarang bisa menjadi
pengusaha”.
Oh
ya gan, sekarang cita-citanya H.Haryanto adalah memberangkatkan seluruh
karyawannya untuk naik haji gan. H.Haryanto juga mampunyai 2 rumah makan di
pantura, yaitu RM Patok Beusi dan RM Menara Kudus untuk servis makan penumpang
busnya dan juga untuk umum, dan beliau juga mempunyai SPBU pribadi untuk busnya
dan umum. Selain itu setiap bus Po.Haryanto juga
ada sholawat nabi agar setiap armadanya selalu dilindungi Allah.swt dari berbagai
macam bahaya.
Sekian
dari catatan saya, semoga kita bisa mengambil hal yang baiknya saja. Bye gan J
ini juga owner idola sy nih syg gak ada kesempatan jd crewnya nih
BalasHapusmantap gan
BalasHapus