Sabtu, 27 Juni 2015

Kisah owner Po. Haryanto

Kisah owner Po. Haryanto

Halo gan, berjumpa lagi dengan saya, kali ini saya akan berbagi informasi tentang Pak H.Haryanto, owner Po.Haryanto.Ini dia gan foto H.Haryanto:
(maaf gan pecah gambarnya soalnya dari Google, ane belum pernah ketemu beliau gan)
Sebelumnya agan tau gak apa itu Po.Haryanto. Po.Haryanto adalah Perusahaan Otobus yang beroperasi dengan trayek Merak-Tangerang-Jakarta-Semarang-Kudus-Pati-Tayu-Jepara atau Tangerang-Boyolali-Klaten-Kartosuro-Sragen-Madiun-Surabaya-Madura, dll. Po.Haryanto berpusat di Kota Tangerang, tetapi pool/garasi bus berpusat di Desa Ngembal, Kudus. Ini dia gan beberapa penampakan bus Po.Haryanto:

(Ini ex bus Symphonie yang dibeli Haryanto)







Btw ane Bismania gan, pecinta bus gitu, ane juga Haryanto Mania gan. Ok, Back to the topic, di sini ane pengen memperkenalkan owner bus tersebut, yaitu H.Haryanto, ane ngefans banget gan sama beliau, ane ngefans dari kisah perjuangan beliau dari keluarga kurang mampu saat kecil menjadi pengusaha bus gitu gan. Saat kecil, beliau dididik untuk bekerja keras gan, dari penggembala sapi, berjualan es, dan jadi tukang ngarit untuk menambah kelangsungan hidup keluarganya. Oh ya, H.Haryanto adalah anak keenam dari sebelas bersaudara. Meski ulet, ternyata beliau juga bandel loh gan, beliau tidak menyelesaikan sekolahnya di STM (Sekolah Teknik Menengah) gara-gara gak cocok gitu gan, beliau lalu kabur dari rumah dan merantau ke Tangerang. “Saya akan mengubah nasib” begitu tekadnya beliau kala itu, berbekal tekad dan semangat yang kuat, beliau hijrah ke Tangerang dan mendaftar sebagai anggota TNI gan.
Sejak kecil beliau bercita-cita memakai seragam loreng dan memanggul senjata. Cita-citanya itu akhirnya kesampaian pada tahun 1979, beliau bekerja di Angkatan Udara Kostrad di Tangerang gan. “Saya dididik jadi jadi pengemudi, tugas saya mengangkut alat-alat berat, meriam, beras untuk konsumsi dan perminyakan” kenang H.Haryanto. Oh ya, penghasilan beliau waktu itu hanya Rp 18.000/bulan gan.
Beliau juga kerja sambilan menjadi supir angkot gan, karena sudah bekerja dan mengantongi gaji, beliau memberanikan diri untuk menikah pada tahun 1982. Tetapi, gaji belasan ribu per bulan itu tak mencukupi kehidupannya. Bahkan rumah sewa yang berukuran 3x4 meter itu tak mampu ia bayar. “untuk bayar rumah sewa saja saya ngutang” kenangnya. Kepepet dengan keuangan yang kurang itu justru mempertebal semangat H.Haryanto untuk mencari kerja sampingan. Pada tahun 1984, dengan modal uang tabungan kurang dari Rp 1 juta, Haryanto membeli sebuah angkot Daihatsu. Beliau pun lalu menjadi supir bagi angkotnya. Waktu itu rute yang ia tempuh adalah Anyar-Serpong (Dulu masih Kebun Karet). Di sela-sela waktu bekerja sebagai supir kendaraan militer di kesatuannya, Haryanto pun meluangkan waktunya untuk menyopiri angkotnya. Beliau menyopir angkotnya pada pukul 15.00-16.00, kemudian bekerja di Kostrad hingga pukul 19.00. Selepas pukul 22.00 ia mengemudikan angkotnya hingga dini hari. Suka tak suka H.Haryanto harus mengurangi waktu tidurnya demi menafkahi istrinya dan ketiga anaknya. Berkat rajin menyopiri angkotnya, tahun-tahun berikutnya H.Haryanto menambah armada angkotnya dari uang yang ia sisihkan.
Beliau juga bekerja sambilan di perwakilan bus PO Sumber Urip (pantesan dia jago di perusahaan bisnya) dari 1990-2000. Angkotnya terus bertambah hingga 100 unit. “Alhamdulillah sekarang saya memiliki jalur angkot hampir seluruh wilayah Tangerang”, ungkapnya penuh syukur. Saat ini ada 150 angkot yang ia miliki. Pada tahun 1990 beliau membuka satu gerai showroom mobil di Tangerang yang khusus untuk mejual angkot dari beragam karoseri. Gerai ini tah membutuhkan modal banyak, hanya modal lahan dan kepercayaan. “Modalnya hanya kepercayaan” ungkap H.Haryanto. Karena mengurusi putaran roda bisnisnya akhirnya H.Haryanto keluar dari kesatuannya ketika usianya 43 tahun dengan pangkat terakhir Kopral Kepala.
Sejak pensiun itulah H.Haryanto membuka Po.Haryanto. Waktu itu H.Haryanto mendapatkan kucuran dana dari Bank BRI sekitar Rp 3 miliar dan uang itu ia gunakan untuk membeli bus dari lelang yang harganya Rp 800 juta per unit. Bus itu hanya melayani rute Cikarang-Cimone dengan kelas ekonomi non ac.
Sayangnya , bus jurusan tersebut sepi penumpang dan dialihkan ke rute Jakarta-Kudus-Jepara-Pati dengan kelas AC Eksekutif. Demi menjaga kualitas, H.Haryanto sering mendidik sopirnya agar tidak ugal-ugalan dan diprotes penumpang. Oh ya, H.Haryanto juga mewajibkan supirnya agar sholat 5 waktu lho, nih gan penampakannya:
Walaupun sudah menjadi juragan bis, H.Haryanto sering ke terminal untuk mengecek kondisi bus dan bahkan sering menyamar menjadi supir untuk mendengarkan keluhan penumpangnya gan. Karyawannya pun sekarang sudah lebih dari 500 orang dan sudah mempunyai armada bus sekitar 100 unit. “Saya gak nyangka sekarang bisa menjadi pengusaha”.
Oh ya gan, sekarang cita-citanya H.Haryanto adalah memberangkatkan seluruh karyawannya untuk naik haji gan. H.Haryanto juga mampunyai 2 rumah makan di pantura, yaitu RM Patok Beusi dan RM Menara Kudus untuk servis makan penumpang busnya dan juga untuk umum, dan beliau juga mempunyai SPBU pribadi untuk busnya dan umum. Selain itu setiap bus Po.Haryanto juga ada sholawat nabi agar setiap armadanya selalu dilindungi Allah.swt dari berbagai macam bahaya.
Sekian dari catatan saya, semoga kita bisa mengambil hal yang baiknya saja. Bye gan J



2 komentar: